Inspirasi Olah Sampah Menjadi Rupiah | Para sedulur Paguyuban Perantau Purbalingga,Sampah,
apapun bentuknya entah kering atau basah, pastinya tidak jauh dari
kuman yang bisa menyebabkan penyakit. Tak hanya itu, tak jarang onggokan
sampah yang terbuang dengan sembarang juga menjadi pemicu bencana alam
seperti banjir.
Hal inilah yang ingin dihindari oleh warga Purbalingga Kidul. Hingga tercetuslah ide dari Toto Sugianto untuk mengolah tumpukan sampah tersebut menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai dalam lembaran rupiah.
Tepatnya di Kelurahan Purbalingga Kidul
RT 02 RW 02 Kecamatan Purbalingga, Toto yang merupakan pensiunan
pegawai negeri sipil (PNS) bersama warga sekitar akhirnya membulatkan
tekad untuk mendirikan tempat pengelolaan limbah rumah tangga yang
diberi nama Bank Sampah Sami Maju.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua
Pengurus Bank Sampah Sami Maju ini mengatakan, dulu ketika awal berdiri
pada bulan Mei 2012, dirinya sempat bingung mencari lokasi penampungan
sampah. Pasalnya, ketika akan memakai tanah milik pemerintah, rencana
tersebut ditolak. “Waktu itu akan membangun di tanah kosong dekat TPU,
tapi oleh pemerintah ditolak,” ujar Toto. Namun setelah ditinjau oleh
kementerian pusat, barulah beberapa bantuan diberikan oleh pemerintah
kabupaten.
Namun untuk sekarang ini hanya RT 02 yang mau
berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan dan mendukung bank sampah.
“Sistemnya, sampah-sampah kering seperti kardus, plastik, dan tas kresek
dibeli. Lalu uangnya setengah untuk petugas, setengahnya lagi untuk
perbaikan desa,” katanya. Walaupun demikian dirinya sering
menyosialisasikan kepada RT lain untuk ikut berpartisipasi dalam
menyejahterakan lingkungan. “Saya sudah menyosialisasikan kepada RT lain
untuk mengikuti kegiatan bank sampah, seperti menjual sampah keringnya
kepada kami,” kata Toto.
Memang untuk sekarang ini dirinya baru mengambil
sampah kering saja, namun untuk ke depannya menurut Toto pemerintah akan
memberikan sebuah bantuan mesin pembuat kompos sampah basah. “Kira-kira
bulan Desember ini kami akan mendapatkan bantuan mesin pembuat kompos,”
katanya.
Toto tidak sendirian dalam keliling mencari
sampahnya, dirinya di bantu beberapa warga lainnya untuk mengambil
sampah-sapah di RT-nya. Walaupun bau sampah yang menyengat dirinya tidak
memerdulikan, asalnya warga di desanya bisa hidup sehat. “Saya berharap
pemerintah desa bisa mendukung kami,” katanya.
Kelak Toto berharap jika peralatannya sudah memadai,
dan tenaga pekerjanya sudah terbentuk, dirinya ingin bisa melakukan
kegiatan tersebut di seruluh wilayah Kabupaten Purbalingga. “Satu bulan
saya bisa mengangkut satu ton lebih sampah. Mungkin jika ada tenaga yang
cukup, dan alat yang memadai kami bisa bekerja hingga satu kabupaten,”
katanya.
0 komentar:
Posting Komentar