Belajar Kehidupan dari Sebuah Pohon Tua
Alkisah ada seorang anak yang baru lulus dari sekolah hendak pergi ke kota.
Tujuan utamanya untuk mencari pekerjaan. Dan tentu saja merubah nasib.
Dia hanya seorang anak petani biasa. Setiap hari dia selalu terbiasa
dengan hidup yang sangat sederhana. Orang tuanya sudah terlalu tua untuk
diandalkan.
Akhirnya menjelang kepergiannya ke kota. Dia pun bertemu dengan bapaknya untuk meminta nasehat. ”Bapak, besok subuh anakmu ini mau berangkat mencari kerja ke kota.
Kiranya bapak mengizinkan aku untuk pergi”. Bapak itu pun berkata,”
Anakku, bapak tidak bisa membekalimu apa-apa? Tapi sebelum engkau pergi.
Bapak mau menunjukkan sesuatu kepada kamu.” Si anak pun melihat
bapaknya dengan penuh tanda tanya. ”Apakah itu, Bapak?”. Si Bapak tidak
menjawab. Dia tersenyum dan berkata,”Mari ikut aku?”. Lalu dia pun
berjalan. Diikuti oleh anaknya dari belakang dengan penuh tanda tanya.
Ternyata
mereka pergi ke belakang halaman rumah. Disitu ada sebuah pohon tua
yang sangat besar. Umurnya mungkin sudah ratusan tahun. Mereka pun
sampai. Dan berdiri persis di depan pohon tua tersebut. Si bapakpun
berkata,” Anakku coba kau perhatikan pohon tua ini?”. Si anak pun mulai
memperhatikan pohon tua itu. Yang bisa dilihatnya hanya sebuah pohon tua
tidak mempunyai arti. Batangnya pun sangat sulit dipeluk dengan
mengandalkan seorang diri. Butuh tiga sampai lima orang. Pohon ini pun tidak tahu termasuk jenis tanaman apa? Yang dia tahu pohon ini sudah ada sejak dia masih kecil. Bisa jadi sebelum dia lahir. ” Bapak, aku tidak melihat yang istimewa dari pohon ini”. Jawab si anak. Si
bapak pun secara perlahan-lahan mulai mendekati pohon itu lebih dekat
lagi. Dan tangannya pun menyentuh akar pohon tersebut. Lalu dia pun
berkata,” Pohon itu begitu kokoh berdiri sampai dengan sekarang. Padahal
kita tidak pernah merawatnya. Diapun tumbuh secara alamiah. Ketika
hujan dia pun menjadi basah. Kemaraupun pun dia menjadi kekeringan. Tapi
lewat proses kehujanan dan kekeringan membuat dia menjadi kokoh dan
kuat.”
Si
bapak memandang wajah anaknya dengan penuh arti. Sambil melanjutkan
perkataannya,” Setiap kali kamu menghadapi persoalan ketika kamu di kota.
Ingatlah pohon ini? Dia bisa melewati semuanya dengan baik. Walaupun
kamu mengalami persoalan besar sekalipun. Itu semua menjadikan kamu
lebih kuat dan tegar. Tidak terhempas oleh angin yang besar. Andalkan
Sang Pencipta untuk membantu hidupmu. Bila engkau hanya mengandalkan
dirimu sendiri dan orang lain itu hanya bersifat sementara. Kamu lebih
banyak kecewa. Tapi bila engkau mengandalkan Sang Pencipta kamu tidak
pernah kecewa.” Si bapak pun mengakhiri percakapan dengan si anaknya. Si
anakpun mulai mengerti. Bahwa di kota nanti dia harus siap menghadapi setiap kesulitan. Dan hanya mengandalkan Sang Pencipta dia pasti berhasil meraih impiannya.
Pembaca yang budiman
Dalam
kehidupan kita zaman sekarang ini. Kita selalu teransang untuk mencapai
kesuksesan secara cepat. Istilah kerennya secara instan. Tanpa mau
bersusah payah. Padahal kita semua tahu bahwa ada satu hukum alam yang
tidak mungkin kita hindari yaitu hukum proses. Coba ingat ketika kita
masih bayi. Kita pun mulai dari belajar merangkak. Lewat proses jatuh
bangun beberapa kali. Mungkin bisa juga ratusan kali. Kita baru bisa
belajar berdiri. Setelah kedua kaki kita kokoh dan kuat. Barulah kita mulai melangkah. Mulai dari satu, dua, tiga sampai proses melangkah lancar. Barulah kita mulai bisa berjalan. Setelah
kita lancar berjalan, maka kita berlari, memanjat, melompat dan semua
aktivitas lainnya yang bisa kita lakukan. Apakah semuanya secara instan?
Jawabnya pasti. TIDAK!. Semuanya lewat sebuah PROSES perjuangan.
Pertanyaan
saya, bagaimana supaya kita bisa melewati proses kehidupan ini secara
kuat dan kokoh? Tentu saja kita harus siap menghadapi setiap kesulitan
yang datang. Bukan menghindarinya. Lihat saja batu karang yang keras.
Bisa tembus lewat proses tetesan air secara terus menerus. Dengan diuji
membuat mental kita menjadi kuat. Disinilah timbul kekuatan mental kita
seperti keberanian, keuletan, kesetiaan, dll. Dan satu lagi yang membuat
kita kuat adalah kita harus mempunyai MENTOR. Orang yang siap
memberikan masukan bagi setiap kemajuan kita. Mentor yang paling setia
adalah orang tua kita. Merekalah pendorong buat kita lebih maju. Kita
pun bisa memilih mentor, orang yang sudah mempunyai prestasi dan
reputasi dibidang yang kita geluti. Tidak hanya memberikan kritikan.
Tapi dia juga mampu membimbing kita menjadi sukses. Dan tak lupa sang
mentor sejati adalah Sang Pencipta sendiri. Kita harus selalu
mendengarkan nasehatnya. Melalui doa secara rutin. Tak lupa kita
bersyukur atas permberiannya setiap hari.
0 komentar:
Posting Komentar