Waktunya Kumpulin Sampah

Senin, 20 Januari 2014

PAUD Melati menginginkan agar masyarakat Kabupaten Bandung bisa peduli terhadap lingkungan.

Murid PAUD Melati di Ciwidey Menabung  Pakai Sampah


Ada yang unik di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melati, Kampung Batukasur, Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Rabu, 17 Juli 2013

Bank Sampah Amanah

Alhamdulilah dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat khususnya di lingkungan kecamatan ciwidey, Rancabali dan Pasirjambu. Pada tanggal 1 Juli 2013 Bank Sampah Amanah ( BSA ) mendapat kunjungan dalam program ISECC yaitu  suatu program pertukaran mahasiswa asing.

Sabtu, 08 Juni 2013

Wilayah Kabupaten Bandung Butuh TPA Regional


 Wilayah Kabupaten Bandung Butuh TPA Regional

INILAH.COM, Soreang - Kabupaten Bandung membutuhkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) regional untuk menangani sampah. Minimnya TPA Regional, membuat banyak sampah yang dibuang sembarangan di pinggir-pinggir jalan yang ada di Kabupaten Bandung.

Sabtu, 13 April 2013

Kelola Sampah Jadi Berkah


Oleh : Heru Santoso, SE, MM
Sampah sudah menjadi permasalahan universal dan merupakan Bom waktu, maka penanganannya harus tuntas dari hulu sampai hilir.

Kamis, 28 Maret 2013

Proses pengangkatan Jasad Eros (32) dan Resti (3) korban longsor Kampung Nagrog Desa Mukapayung Kecamatan Cililn Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Kamis (28/3/2013)


Tim Pencari Temukan Jasad Wanita Gendong Anak
BANDUNG, KOMPAS.com — Setelah lama melakukan penggalian di tempat yang diduga merupakan salah satu rumah korban longsor di Kampung Nagrog, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (28/3/2013), pukul 14.15 WIB, ditemukan jasad seorang wanita dalam keadaan menggendong anak.

Selasa, 26 Maret 2013

Mengharukan, Biaya SD Hingga Kuliah Dari Memulung Sampah

kisah inspiratif
Agansis.Com – Sosoknya tinggi besar, kerap dipanggil ‘Mas Ganteng’. Perjuangannya untuk menjadi sarjana menjadi inspirasi yang layak direnungkan. Sejak SD, ia membiayai sekolah dan kuliah sebagai pemulung.

Sampah Jadi Pupuk dalam 24 Jam? Ini Triknya

Di sekeliling kita, banyak kita temui sampah. Sampah ini bermacam-macam jenisnya mulai dari limbah rumah tangga sampai dengan dedaunan dari tanaman di sekitar rumah.
Sepertinya sampah tersebut sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari apabila tidak dikelola dengan benar. Selain itu, juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat. Hal ini dikarenakan virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat tercampur air minum. Penyakit demam berdarah melalui perantaraan nyamuk, dapat pula meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Sampah juga berdampak buruk terhadap lingkungan, yaitu melalui cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai dan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan “lenyap”.
Huh… betapa banyak sisi negatif dari sampah ini. Padahal, sampah merupakan hasil dari “ulah” dan “kegiatan” kita, ya kan?
Untuk itu, alangkah baiknya jika sampah organik dapat kita manfaatkan sehingga menjadi lebih berguna bagi kita. Salah satunya, dengan melakukan pengumpulan sampah organik untuk kita ubah menjadi pupuk/ kompos dalam waktu yang relatif singkat dan dengan cara yang amat sederhana. Dengan bahan dan cara sebagai berikut, kita bisa melakukan “sedikit” perubahan terhadap sampah.
Bahan yang akan kita gunakan:
- Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, sisa/potongan sayuran, atau bahan organik apa saja (sampah organik) sebanyak 20 bagian.
- Dedak/katul 1 bagian.
- Dectro, kurang lebih 4 sendok makan.
- Air secukupnya, kira-kira 17 liter.
- Karung goni.
Cara Membuat:
1. Cacah bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak/katul;
2. Larutkan cairan Dectro ke dalam air;
3. Siramkan merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku, kemudian aduk merata;
4. Campuran bahan baku tersebut ditaruh di atas ubin yang kering dengan ketinggian sekitar 30 cm dan tutup dengan menggunakan karung goni.
Setelah 24 jam, sampah hasil olahan tersebut telah terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk tanaman (kompos). Pupuk ini akan cepat terurai apabila digunakan dan ditutup dengan tanah.
Sip kan? Selamat mencoba dan memanfaatkan sampah yang ada di sekitar kita, untuk kita ubah jadi hal yang berguna. Go green! Jangan lupa simpan sampah pada tempatnya dan jangan buang sampah sembarangan.
Sumber : republika.co.id
diposkan : atep Supriatna

komentar